TIMES MALUT — Gubernur Maluku Utara Sherly Laos menekankan pentingnya hilirisasi kelapa sebagai strategi meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, kelapa adalah “emas hijau” daerah yang memiliki potensi besar jika diolah hingga produk turunan bernilai tambah.

Hal ini disampaikan Sherly seusai bertemu Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Yudhoyono serta Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman di Jakarta.

“Kesejahteraan petani hanya bisa tercapai bila jalan tani dibangun dan terhubung dengan industri. Setiap jalan yang terbangun adalah janji: tidak ada desa tertinggal, dan setiap tetes keringat petani punya akses menuju nilai tukar yang lebih adil,” kata Sherly, Jumat, 3 Oktober 2025:

Dalam pertemuan itu, Sherly bersama bupati Halmahera Selatan, Halmahera Utara, dan Morotai menyampaikan tiga kebutuhan utama pembangunan Maluku Utara. Pertama, penyediaan jalan tani dan jembatan desa agar hasil perkebunan seperti kelapa, cengkeh, dan pala dapat diangkut ke pusat pengolahan.

Kedua, pembangunan pelabuhan internasional untuk memperkuat konektivitas dengan pasar global. Ketiga, dukungan kolaborasi lintas pemerintah dan swasta guna membangun ekosistem hilirisasi kelapa.

Sherly menilai dukungan pemerintah pusat penting untuk mempercepat transformasi ekonomi berbasis hasil perkebunan di Maluku Utara,” Arahan Menko dan Menteri menjadi dorongan bagi kami untuk bekerja kreatif, adaptif, dan kolaboratif,” ujarnya.(*)