TIMES MALUT – Sofifi Ibukota Provinsi Maluku Utara, sedang dipersiapkan untuk menjadi lebih dari sekadar pusat administratif. Sesuai dengan amanat dalam UU No. 46 Tahun 1999, Sofifi akan dikembangkan sebagai Kota Peradaban yang plural, mengadopsi konsep Moti Verbond yang menggambarkan kesepakatan dan kerjasama antara empat kesultanan besar di Maluku Utara—Kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Penegasan ini disampaikan oleh Sarbin Sehe, Ketua Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama yang kini juga mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara untuk periode 2024-2029.
Sarbin Sehe menekankan bahwa untuk mewujudkan visi Sofifi sebagai Kota Kie Raha—sebuah kawasan yang merangkum nilai-nilai pluralisme dan keharmonisan antar kesultanan—akan dibangun simbol-simbol kesultanan yang dikenal dengan istilah Kadatong di Sofifi. Kadatong Ternate, Kadatong Tidore, Kadatong Jailolo, dan Kadatong Bacan akan menjadi bagian dari desain pembangunan kota yang diharapkan menjadi cerminan persatuan dan kebersamaan keempat kesultanan tersebut.
“Konsep ini tidak hanya mengedepankan kerjasama antar kerajaan, tetapi juga berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial di Maluku Utara. Sofifi akan menjadi pusat kegiatan sosial ekonomi, yang menghubungkan berbagai pulau dan daerah di provinsi tersebut. Melalui pengembangan kawasan ini, diharapkan dapat tercipta pusat pertumbuhan baru yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Maluku Utara secara keseluruhan,” jelasnya, Minggu, 17 November 2024.
Sarbin bilang, dengan penekanan pada pluralisme dan kebersamaan, Sofifi direncanakan menjadi miniatur dari Moti Verbond—sebuah forum yang merepresentasikan nilai-nilai kesepakatan dan kemakmuran yang dipegang teguh oleh keempat kesultanan tersebut. Pembangunan ini bukan hanya sekedar infrastruktur fisik, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kekuatan budaya Maluku Utara, yang kaya akan sejarah dan tradisi.
“Kehadiran Sofifi sebagai Kota Kie Raha diharapkan dapat memperkuat posisi Maluku Utara sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan pluralisme, serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi masyarakatnya,” tutupnya.***
Komentar