TIMES MALUT – Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, menegaskan pentingnya infrastruktur penyimpanan dan distribusi yang andal dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Ketahanan pangan tidak hanya soal stok beras, tapi juga kesiapan gudang dan jalur distribusi,” kata Sarbin saat memimpin rapat daring bersama Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, Rabu, 8 Oktober 2025:
Rapat membahas temuan beras berkualitas buruk di Gudang Bulog Ternate serta rencana pembangunan enam gudang baru di Maluku Utara sebagai bagian dari program nasional kemandirian pangan.
Dirut Bulog menyebut, 520 ton beras bermutu baik disiapkan dari Makassar untuk menggantikan stok rusak,” Sebanyak 250 ton sudah tiba di Ternate, sisanya 270 ton masih dalam perjalanan,” ujar Rizal.
Beras berkualitas rendah akan diuji di laboratorium dan direproses. Stok yang masih layak konsumsi akan ditata ulang, sedangkan yang rusak dialihkan menjadi pakan ternak.
Bulog juga akan membangun 100 gudang baru di seluruh Indonesia, enam di antaranya di Maluku Utara — masing-masing di Halsel, Halteng, Kepulauan Sula, Morotai, Taliabu, dan Haltim.
Setiap gudang berkapasitas sekitar 3.500 ton. Pembangunan dilakukan pemerintah pusat, sementara lahan disiapkan oleh pemerintah daerah.
Selain gudang, Bulog juga akan survei Rice Milling Unit (RMU) dan dryer di daerah pertanian potensial seperti Haltim, Halteng, dan Morotai.
Enam kabupaten sudah siap menyediakan lahan. Sementara Halmahera Barat, yang lebih dulu menyerahkan aset lahan sejak 2018, diusulkan jadi kantor wilayah Bulog Malut.
Rizal menargetkan pembangunan di daerah yang lahannya siap bisa dimulai sebelum Maret 2026, dengan prioritas di wilayah sentra pangan seperti Haltim.
“Pemprov bersama Bulog dan kabupaten/kota akan terus koordinasi agar pembangunan gudang bisa segera jalan. Ini kunci memastikan warga Malut punya akses pada pangan yang aman dan terjangkau,” tutup Sarbin.(*)
Tinggalkan Balasan