TIMES MALUT – Pemerintah Provinsi Maluku Utara menyampaikan apresiasi kepada Universitas Khairun (Unkhair) Ternate yang sukses menjadi tuan rumah Musyawarah Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) 2025.
Apresiasi tersebut disampaikan Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, saat membuka kegiatan KPTN-KTI di Ternate, Senin, 20 Oktober 2025.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku Utara, saya menyampaikan apresiasi kepada Universitas Khairun Ternate yang telah menjadikan Maluku Utara sebagai pusat pelaksanaan kegiatan Konsorsium Perguruan Tinggi Wilayah Kawasan Timur Indonesia hari ini,” ujar Sarbin.
Dalam sambutannya, Sarbin menyebut forum ini menunjukkan eksistensi dan potensi besar perguruan tinggi di kawasan timur Indonesia dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
“Mahasiswa kita patut memperoleh pendidikan yang berkualitas di bawah perguruan tinggi yang juga berkualitas,” katanya.
Sarbin menjelaskan, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) memiliki visi besar menjadikan perguruan tinggi tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat inovasi yang memberi kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Fokus utamanya, lanjut dia, terletak pada penguatan tiga pilar utama pendidikan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Namun, ia mengingatkan, cita-cita besar tersebut masih berhadapan dengan berbagai tantangan mendasar. Fondasi pendidikan tinggi di Indonesia, menurutnya, masih rapuh — bukan hanya karena kelemahan internal perguruan tinggi negeri, tetapi juga akibat rendahnya kualitas pendidikan dasar dan menengah yang menjadi dasar pembentukan kompetensi mahasiswa.
“Banyak mahasiswa masuk perguruan tinggi dengan pemahaman dasar yang lemah, terutama dalam bidang eksakta seperti matematika dan sains. Bahkan dalam literasi pun masih tertinggal,” kata Sarbin.
Ia menilai, publikasi ilmiah dosen yang seharusnya berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran sering kali hanya menjadi alat pencitraan. Mahasiswa, yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama penelitian, kerap terabaikan karena lemahnya pemahaman terhadap materi perkuliahan.
Menurut Sarbin, kondisi tersebut tidak terlepas dari kegagalan sistem pendidikan dasar dan menengah dalam menyiapkan calon mahasiswa yang kompeten. Karena itu, ia menegaskan perlunya sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk memperkuat sistem pendidikan secara menyeluruh.
“Jika Indonesia ingin menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan penuh optimisme, fondasi pendidikan harus diperkuat dari akar, bukan hanya ditambal dengan kebijakan jangka pendek,” ujarnya.
Sarbin menambahkan, forum KPTN-KTI memiliki peran strategis dalam merumuskan solusi dan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah, terutama terkait pengembangan sumber daya manusia unggul, isu lingkungan hidup, serta kolaborasi antarperguruan tinggi dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
“Saya percaya forum ini akan mampu meningkatkan kualitas akademik melalui penguatan kelembagaan, peningkatan mutu pendidikan, serta pengembangan riset dan inovasi di perguruan tinggi negeri kawasan timur Indonesia,” ucapnya.(*)

Tinggalkan Balasan