TIMES MALUT – Ketua Sentral Mahasiswa Halmahera Barat (SEMAHALBAR) Gusti Ramli menyampaikan pandangan kritis soal pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan empat program prioritas pemerintah.

Ia menilai kebijakan nasional sudah mengarah pada pemerataan dan keadilan sosial, tapi pelaksanaannya di daerah masih perlu diperkuat.

“Secara konsep, Asta Cita membawa semangat besar menuju Indonesia yang adil dan makmur. Hanya saja, implementasinya di daerah perlu diawasi agar tidak menyimpang dari nilai keadilan sosial,” ujar Gusti, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Gusti menyoroti beberapa poin penting dalam delapan Asta Cita, seperti pemerataan ekonomi, kedaulatan pangan dan energi, transformasi digital, dan peningkatan kualitas SDM. Ia juga menekankan perlunya pengawasan publik agar tata kelola pemerintahan tetap bersih dan akuntabel.

Terkait empat program prioritas, SEMA Halbar memberi sejumlah catatan. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai baik untuk peningkatan gizi anak, tapi perlu pengawasan soal kualitas dan distribusinya. Koperasi Merah Putih disebut potensial memperkuat ekonomi rakyat, namun harus dikelola transparan agar tidak dipolitisasi.

Untuk program Kesehatan Gratis, Gusti menilai fasilitas dan tenaga medis di daerah terpencil seperti Loloda masih terbatas. Sementara Sekolah Rakyat dianggap progresif asal didukung kurikulum yang relevan dan tenaga pengajar kompeten.

Gusti menegaskan pihaknya mendukung kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden RI. Ia menolak aksi unjuk rasa dan memilih mengawal kebijakan pemerintah lewat dialog serta kajian intelektual.

“Mahasiswa punya tanggung jawab moral untuk jadi mitra kritis pemerintah, bukan hanya pengkritik. Kami akan terus mengawal arah pembangunan agar berpihak pada rakyat,” tandasnya.(*)