TIMES MALUT – Permasalahan mendasar rumah sakit daerah di Maluku Utara terletak pada pengelolaan sumber daya manusia, terutama tenaga keperawatan.
Temuan itu muncul dari disertasi Ferry Adref, perawat Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate, yang baru saja meraih gelar doktor manajemen di STIE AMKOP Makassar.
Ferry tercatat sebagai doktor pertama di rumah sakit rujukan utama di Maluku Utara tersebut.
Dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Pengembangan SDM, Kompetensi Staf Keperawatan, dan Supervisi Keperawatan terhadap Kinerja Staf Klinis Keperawatan melalui Profesionalisme Kerja dan Komitmen Organisasi pada Rumah Sakit di Provinsi Maluku Utara”, Ferry menemukan adanya jurang lebar antara standar pelayanan dan kinerja aktual tenaga perawat.
Ia menyoroti sejumlah persoalan: rendahnya kepatuhan terhadap standar operasional prosedur, lambatnya response time perawat, minimnya partisipasi dalam pendidikan berkelanjutan, serta lemahnya komunikasi dengan pasien dan keluarga.
Selain itu, dukungan anggaran pengembangan SDM belum memadai dan standar pelayanan minimum di bidang pengembangan tenaga keperawatan belum tercapai.
“Masih jarang ada kajian manajemen kinerja keperawatan di wilayah timur, khususnya di Maluku Utara. Penelitian ini diharapkan bisa mendorong peningkatan kualitas SDM agar pelayanan optimal,” ujar Ferry, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Menurutnya, manajemen rumah sakit perlu memperkuat sistem evaluasi kinerja yang objektif, transparan, dan berbasis indikator mutu pelayanan. Dengan begitu, perawat terdorong meningkatkan profesionalisme.
Ferry menegaskan, secara teoretis penelitiannya memperkuat konsep pengembangan SDM, kompetensi, supervisi, profesionalisme, dan komitmen organisasi. Sedangkan secara praktis, hasil risetnya bisa menjadi dasar bagi rumah sakit untuk menyusun program pengembangan tenaga, rekrutmen berbasis kompetensi, supervisi efektif, serta pembinaan profesionalisme.
Dari sisi kebijakan, penelitian ini diharapkan memberi masukan strategis bagi pemerintah daerah Maluku Utara dalam merancang kebijakan peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Mengabdi lebih dari dua dekade sebagai perawat, Ferry menekankan perlunya rumah sakit memberi perhatian serius pada pengembangan kompetensi tenaga klinis melalui pelatihan berkelanjutan, sertifikasi profesi, serta penguatan keterampilan teknis dan nonteknis.
“Pencapaian gelar doktor ini tidak berhenti pada teori, melainkan menjadi komitmen saya untuk memberi kontribusi praktis demi kemajuan rumah sakit di Maluku Utara,” katanya.***

 
											 
						 
						 
						 
						 
						 
						 
						 
						 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							
Tinggalkan Balasan